Dahulu kala, seluruh dewa dan dewi yang semula hidup berdampingan dengan para manusia akhirnya memutuskan untuk pergi dan menutup diri setelah kebaikan serta kekuatan yang mereka berikan justru menjadi awal kehancuran di muka bumi, tak terkecuali dengan Dewi tertua penguasa tanah di bumi, Gaia.Setelah kepindahannya, Dewi Gaia ikutserta membantu membangun tempat yang kini disebut sebagai Heart of Earth, ia dan ketiga dewa elemen terkuat membangun tempat tinggal Impian mereka yang menyerupai bumi di masa-masa terbaiknya. Untuk menjaga kelestarian Heart of Earth, Gaia terus menerus mengajarkan dan memberikan kekuatannya kepada para turunannya.Kala itu musim gugur dimulai, bersamaan dengan jatuhnya dedaunan dan disambut dengan kicauan burung yang saling bersahutan, lahirlah sepasang anak kembar keturunan Dewi Gaia yang diberkati dengan kekuatan yang spesial, Cameron Althafaraz dan Camille Althafiona.Cameron dan Camille besar bersama di Heart of Earth, tumbuh dengan lingkungan yang baik membuat keduanya memiliki perangai yang hangat dan santun. Meski keduanya memiliki karakter yang berbeda, namun keduanya memiliki rasa empati yang teramat sangat tinggi.Cameron sebagai anak lelaki tertua cenderung memiliki karakter yang berani dan lebih terbuka, ia senang memulai hal baru dan sangat suka bertukar pikiran dengan semua orang, sedangkan Camille si adik Perempuan cenderung lebih pemalu dan lemah lembut. Sama hal nya dengan Cameron yang mudah bergaul, hanya saja Camile lebih sering terlihat berkumpul dengan orang-orang terdekatnya untuk melakukan hal-hal yang ia sukai.Ketika menginjak usia ke-20, Cameron dan Camille mengemban tugasnya sebagai penjaga Heart of Earth bersama 5 keturunan dewa dewi lainnya.Mereka yang selama ini hampir tidak pernah keluar dari Heart of Earth suatu hari menemukan makhluk bumi yang mirip sekali dengan mereka, manusia. Mengetahui niat baik para manusia, Cameron, Camille dan kelima keturunan dewa lainnya pun tergerak untuk membantu menjembatani para manusia dan leluhur mereka untuk memperbaiki hubungan manusa dan para dewa serta mengembalikkan keadaan bumi seperti sedia kala.

Di dalam Heart of Earth, tempat yang tersembunyi dari mata manusia biasa, ada seorang wanita muda yang memiliki kekuatan luar biasa. Namanya adalah Hawisa Widania, keturunan dewa elemen yang memiliki kendali atas petir. Dia adalah satu dari tujuh keturunan dewa yang ditugaskan untuk menjaga keseimbangan alam semesta.Hawisa memiliki rambut berwarna pirang yang mengilap seperti petir yang menyambar di malam hari. Matanya memancarkan cahaya biru yang mempesona, dan setiap langkahnya diikuti oleh kekuatan petir yang mengalir melalui tanah di bawahnya.Bersama dengan enam keturunan dewa lainnya yang disebut sebagai The Prottetore, Hawisa bertugas melindungi bumi dari ancaman besar. Mereka semua bersatu untuk melindungi alam semesta dari ketamakan dan kerakusan umat manusia yang berusaha merusak keseimbangan bumi.Hawisa Widania dan The Protettore tidak hanya menjadi pelindung alam semesta, tetapi juga penjaga kebijaksanaan, keadilan, dan keharmonisan antara manusia dan alam. Mereka adalah harapan dan cahaya dalam dunia yang sering kali dipenuhi kegelapan.

In a distant realm, nestled among towering mountains and lush forests, lived a woman named Ascella Neuveville Lee. She was no ordinary woman; she was the guardian of the elements. She was also a descendant of the fire element. Neuveville had been chosen by the ancient spirits to protect and preserve the delicate balance of nature’s forces.Each elements was entrusted to several people including herself: earth, air, water, and fire. Neuveville's bond with these elements was extraordinary; she could feel the heartbeat of the earth, hear the whispers of the wind, sense the ebb and flow of water, and harness the blazing fury of fire.Her days were spent in quiet meditation, deep within a sacred grove where the energies of the elements converged. Neuveville's connection with nature grew stronger with every passing day, and her understanding of their interplay deepened. She learned to call upon these forces whenever the realm was threatened by imbalance or danger.One fateful day, a shadowy darkness began to spread across the land. The elements grew restless, sensing the encroaching malevolence. Neuveville knew her duty was clear – she had to confront this darkness before it consumed everything in its path.As her journey continued, neuveville discovered that the darkness had been born from the realm's own neglect of the elements. People had forgotten their connection to nature, causing the equilibrium to crumble. Neuveville's journey served as a powerful reminder that the elements were not just forces to be harnessed, but partners to be cherished.

Dahulu kala, seluruh dewa dan dewi yang semula hidup berdampingan dengan para manusia akhirnya memutuskan untuk pergi dan menutup diri setelah kebaikan serta kekuatan yang mereka berikan justru menjadi awal kehancuran di muka bumi, tak terkecuali dengan Dewi tertua penguasa tanah di bumi, Gaia.Setelah kepindahannya, Dewi Gaia ikutserta membantu membangun tempat yang kini disebut sebagai Heart of Earth, ia dan ketiga dewa elemen terkuat membangun tempat tinggal Impian mereka yang menyerupai bumi di masa-masa terbaiknya. Untuk menjaga kelestarian Heart of Earth, Gaia terus menerus mengajarkan dan memberikan kekuatannya kepada para turunannya.Kala itu musim gugur dimulai, bersamaan dengan jatuhnya dedaunan dan disambut dengan kicauan burung yang saling bersahutan, lahirlah sepasang anak kembar keturunan Dewi Gaia yang diberkati dengan kekuatan yang spesial, Cameron Althafaraz dan Camille Althafiona.Cameron dan Camille besar bersama di Heart of Earth, tumbuh dengan lingkungan yang baik membuat keduanya memiliki perangai yang hangat dan santun. Meski keduanya memiliki karakter yang berbeda, namun keduanya memiliki rasa empati yang teramat sangat tinggi.Cameron sebagai anak lelaki tertua cenderung memiliki karakter yang berani dan lebih terbuka, ia senang memulai hal baru dan sangat suka bertukar pikiran dengan semua orang, sedangkan Camille si adik Perempuan cenderung lebih pemalu dan lemah lembut. Sama hal nya dengan Cameron yang mudah bergaul, hanya saja Camile lebih sering terlihat berkumpul dengan orang-orang terdekatnya untuk melakukan hal-hal yang ia sukai.Ketika menginjak usia ke-20, Cameron dan Camille mengemban tugasnya sebagai penjaga Heart of Earth bersama 5 keturunan dewa dewi lainnya.Mereka yang selama ini hampir tidak pernah keluar dari Heart of Earth suatu hari menemukan makhluk bumi yang mirip sekali dengan mereka, manusia. Mengetahui niat baik para manusia, Cameron, Camille dan kelima keturunan dewa lainnya pun tergerak untuk membantu menjembatani para manusia dan leluhur mereka untuk memperbaiki hubungan manusa dan para dewa serta mengembalikkan keadaan bumi seperti sedia kala.

Thomas Othello lahir di Heart of Earth, sebuah desa tersembunyi yang terletak dalam rimbunnya hutan dan pegunungan yang sangat indah. Heart of Earth dikenal sebagai tempat di mana manusia dan alam semesta bergandengan tangan dalam harmoni yang sempurna. Tidak hanya desa ini menjadi tempat tinggal bagi manusia, tetapi juga rumah bagi berbagai makhluk dan entitas yang melindungi dan merawat alam.Thomas berasal dari garis keturunan yang memiliki ikatan khusus dengan alam, sebuah garis keturunan yang dipercayai oleh penduduk desa sebagai penerima berkah dari Dewa Elemen. Dalam kasus Thomas, Dewa Elemen yang memilihnya adalah Dewa Woodland, penguasa tanah, pepohonan, dan kehidupan hutan. Sejak usia dini, Thomas mulai menunjukkan tanda-tanda kemampuan alaminya yang unik. Ia dapat berbicara dengan pohon-pohon, mengendalikan tanah, dan merasakan perubahan alam dengan lebih intens daripada yang bisa dirasakan orang biasa.Namun, dengan kekuatan besar juga datang tanggung jawab besar. Thomas menyadari bahwa Bumi, yang telah memberinya kekuatan ini, semakin menderita akibat ulah manusia. Hutan-hutan ditebang, sungai-sungai tercemar, dan keanekaragaman hayati semakin terancam. Ini adalah momen ketika Thomas merasa panggilan mendalamnya sebagai penguasa Woodland. Bersama dengan beberapa teman dekatnya yang memiliki kekuatan elemen lainnya, mereka membentuk sebuah kelompok yang dikenal sebagai "The Protettore.”Pesan mereka tersebar luas, dan mereka berhasil menyatukan banyak orang di seluruh Heart of Earth dalam upaya penyelamatan lingkungan yang besar. Walaupun masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi, Thomas Othello dan The Protettore bersamanya bertekad untuk melindungi Bumi dan menjaga Heart of Earth sebagai tempat harmoni antara manusia dan alam. Dalam perjalanannya, mereka memperkuat ikatan antara manusia dan alam semesta, menunjukkan bahwa ketika manusia dan alam bekerja bersama, keajaiban alam semesta dapat terwujud.

Feryal Zeeana was born into a lineage steeped in ancient power and responsibility. Her grandfather is one of the Anemoi, chosen by the elemental gods to be the guardian of the wind element, known as “Breeze”. For generations, this extraordinary gift had been passed down from parent to child, each inheritor entrusted with the solemn duty of safeguarding the world from chaos and destruction.Zeeana’s parents, Aelous and Zephyra, were renowned for their mastery over the element of wind. They were the embodiment of grace and serenity, yet possessed an unparalleled strength that could summon mighty gusts or gentle zephyrs with a mere thought. Their lives were dedicated to maintaining the balance of the natural world, ensuring that the winds of change blew in harmony with the rhythms of nature.Zeeana’s family lived in harmony with the elements, nestled in a serene, secluded valley in the Heart of Earth. Their home was a haven of lush greenery, surrounded by towering trees, sparkling streams, and vibrant flowers. It was here, within the embrace of nature, that Zeaana’s unique journey began.From a young age, Zeeana knew she was destined to follow in her parents’ footsteps. She spent her childhood immersed in the teachings of her family, learning to understand and manipulate the very essence of wind. The ancient texts passed down through generations were her bedtime stories, and the skies her ever-changing canvas.As she grew up, Zeeana, along with six other descendants of the gods, was given the task of maintaining the balance of the Earth. She walked the earth as a symbol of hope and a testament to the enduring legacy of the Aeolia family, who had been entrusted by the gods to protect the world with the power of Breeze.

In the ancient realm, where the elements themselves were owned by divine beings, Rue was born as a child of the God of Water. Her existence was marked by an ethereal connection to the flowing rivers, the crashing waves, and the gentle rain. As she grew, it became evident that she possessed a unique gift, one that could shape the destiny of the world itself.From an early age, Rue exhibited an extraordinary affinity for water. She could conjure rainstorms to quench parched fields, bestow healing with a mere touch, and even converse with the denizens of the deep sea. Yet, her most astonishing prowess lay in her capacity to command water at her will. With but a thought, she could mold it into intricate sculptures, direct it to perform graceful mid-air dances, or send it cascading from the heavens like a radiant waterfall.Rue's existence was a tapestry of exploration. Frequently, she wandered to the outskirts of her village, where the lush forest converged with the sea. There, she would sit upon the shoreline, her feet sinking into the warm sands, engaging in conversations with playful dolphins and venerable sea turtles that graced the coastal waters. Her education extended to the enigmatic secrets concealed within the depths of the boundless ocean and the mysteries veiled beneath its cerulean surface.However, her divine lineage, while endowing her with extraordinary abilities, did not dispel her profound solitude. Living as the beloved child of a deity set her apart from others, leaving her perpetually yearning for the allure of uncharted adventures awaiting beyond the horizon.Thus, when she caught wind that Mother Nature was poised to open the gateway once more, her excitement soared. She eagerly anticipated the prospect of encountering new beings and yearned to offer guidance, enabling humans to harness their latent powers for the betterment of their homeland. The question that loomed was whether she would triumph in her mission to breathe life into the Earth once more.